Minggu, 11 Maret 2012

SENI BUDAYA SMK

1. Pengertian Teaater: ialah segala macam jenis lakon yang dimainkan diatas pentas dan disaksikan oleh penonton.
2. Teater,
a) Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Teater menurut Cohen adalah Wadah kerja artistik dengan aktor menghidupkan tokoh tidak direkam, tapi langsung dari naskah. Namun, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan “drame” yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika. Kata “drama” juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM).
b) Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra (Bakdi Soemanto, 2001).
c) Di Indonesia, pada tahun 1920-an, belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara atau tonil (dari bahasa Belanda: Het Toneel). Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri Paduka Mangkunegara VII dari Surakarta. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandi” berarti “rahasia”, dan “wara” atau “warah” yang berarti, “pengajaran”. Menurut Ki Hajar Dewantara “sandiwara” berarti “pengajaran yang dilakukan dengan perlambang” (Harymawan, 1993).
d) Rombongan teater pada masa itu menggunakan nama Sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal
e) Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Teater menurut Cohen adalah Wadah kerja artistik dengan aktor menghidupkan tokoh tidak direkam, tapi langsung dari naskah. Namun, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan “drame” yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika. Kata “drama” juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM).
f) Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra (Bakdi Soemanto, 2001).
g) Di Indonesia, pada tahun 1920-an, belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara atau tonil (dari bahasa Belanda: Het Toneel). Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri Paduka Mangkunegara VII dari Surakarta. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandi” berarti “rahasia”, dan “wara” atau “warah” yang berarti, “pengajaran”. Menurut Ki Hajar Dewantara “sandiwara” berarti “pengajaran yang dilakukan dengan perlambang” (Harymawan, 1993).
h) Rombongan teater pada masa itu menggunakan nama Sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal

3. Pengertaian Drama : ialah kisah hidup dan kehidupan yang dicerite yang dilakonkan diatas pentas serta dipertontonkan pada orang banyak
4. Unsur-unsur Teater Modern ialah:
b. Naskah ceritera/lakon
c. Scenario/ tata artistik
d. Sutradara
e. Pemain/pemeran
f. Penonton










5. Tipe Sutradara
a. Sutradara konseptor
Sutradara menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep penafsiranya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif. Tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tsb.
b. Sutradara diktator
Sutradara mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penafsiran dua arah ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot – robot yang tetap buta tuli.
c. Sutradara koordinator.
Sutradara menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalulintas yang mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya.
d. Sutradara paternalis
Sutradara bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya.Teater disamakan dengan padepokan, sehingga pemain adalah cantrik yang harus setia kepada sutradara.
6. Peranan sutradara dalam teater dan pementasan ialah :
a) Koordinator,
b) Organisator
c) Konseptor,
d) Motor,dan
e) Guru (dalam arti ’mengajar’ para anggota teater)

7. Cara Mencasting
a) casting berdasarkan kecakapan
b) casting berdasarkan tipe (kecocokan fisik) pemain
c) casting berdasarkan pertentangan watak atau fisik pemain
d) casting berdasarkan kesamaan emosi dan temperamen yang dimiliki pemain
e) casting berdasarkan terapi

8. Jenis-jenis teater:
a. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah - kisah religius. Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar.
b. Drama Musikal
Merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting. Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi, dan gerak daripada dialog para pemainnya. Kemampuan aktor tidak hanya pada penghayatan karakter melalui baris kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena memang latar belakangnya adalah karya musik yang bercerita.
c. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah serta tubuh pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Makna pesan sebuah lakon yang hendak disampaikan semua ditampilkan dalam bentuk gerak.








d. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin.
Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Mencoba menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Menonjolkan laku aksi pemain dan melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton tergugah. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan lakon. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter manusia yang sudah jadi, dalam artian tidak ada lagi proses perkembangan karakter tokoh secara improvisatoris. Dengan segala konvensi yang ada di dalamnya, teater dramatik mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata.
e. Teatrikalisasi Puisi
Pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan dicoba untuk diperankan diatas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya aktingpara pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancangsedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.


a. Ciri-ciri teater tradisional/teter rakyat Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari – hari
b) Penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyian
c) Unsur lawakan selalu muncul
d) Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan, dan dalam satu adegan biasanya terdapat dua unsur emosi sekaligus, yaitu : Tertawa dan menangis.
e) Pertunjukan menggunakan tetabuhan / musik tradisional
f) Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab. Dan bahkan tidak terelakkan adanya dialog langsung antara pelaku (tokoh/aktor) dengan publiknya (penonton)
g) Menggunakan bahasa daerah setempat
h) Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton)
10. Ciri-ciri Teater Modern
a. Panggung tetata
b. Pengaturan jalan ceritera
c. Tempat panggung tertutup

11. Sejarah Ketoprak
Ketoprak adalah suatu teater rakyat yang berasal dari Prov.Jawa Tengah.
Ketoprak merupakan kesenian tradisional yang mengangkat cerita tentang babad Tanah Jawa. Dahulu sering dimainkan oleh orang-orang desa untuk menghibur diri ,dengan menbuh lesung secara berirama dibuan purnama, Baru pada sekitar tahun 1909 untuk pertama kalinya dipentaskan Ketoprak yang berbentuk pertunjukan lengkap berkat jasa KRT Wongsonegoro yang pernah menjadi gubernur Jateng.

12. Ciri-ciri ketoprak
a. Cerita biasanya sudah dikenal dalam masyarakat (legenda, dongeng, sejarah, babad, fiktif) baik dari dalam maupun luar negeri.
b. Penyutradaraan dilakukan secara luwes
c. Naskah Ketoprak yang dikenal dengan woss
d. Naskah Ketoprak/woss berbeda dengan naskah lakon lainnya, dengan ciri – ciri : Naskah singkat, sederhana dan lengkap tanpa dialog
e. Dapukan (tokoh yang akan diperankan) / baik terancang maupun spontanitas. Dapukan disini bahasa lainnya adalah tokoh
f. Penuangan cerita, dapat bersama – sama atau perorangan
g. pengaturan bagian – bagian yang lain dilaksanakan secara terancang, maupun spontanitas.
h. Pementasan dapat berjalan, meskipun dalang (sutradara) tidak mengendalikan
i. Konsep penyutradaraan tidak meninggalkan unsur : sereng (kereng/serius), sengsem (terhanyut, terlena), lucu dan bobot (isi/kualitas).
13. Fungsi pokok teater tradisional
a) Pemanggil kekuatan gaib
b) Menjemput roh – roh pelindung untuk hadir di tempat terselenggaranya pertunjukan
c) Memanggil roh – roh baik untuk mengusir roh – roh jahat
d) Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya
e) Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat – tingkat hidup seseorang
f) Pelengkap upacara untuk saat – saat tertentu dalam siklus waktu

14. Vocal dan jenis-jenis suara manusia
Suara Manusia Dibagi 3 (Tiga) :
1. Suara Wanita Dewasa ;
a) Sopran (suara tinggi wanita)
b) Messo Sopran (suara sedang wanita)
c) Alto (suara rendah wanita)
2. Suara Pria Dewasa :
a) Tenor (suara tinggi pria)
b) Bariton (suara sedang pria)
c) Bas (suara rendah pria)
3. Suara Anak-anak :
a) Tinggi
b) Rendah.

15. Unsur-unsur seni music (unsur-unsur teknik vocal)
1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
2. Pernafasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian
disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
3. Phasering, ialah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah
dimengerti dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
4. Sikap badan atau posisi badan ketika seseorang sedang menyanyi dengan berdiri atau duduk yang penting tidak mengganggu jalanya pernafasan
5. Resonansi, untuk memperindah suara dengan mengfungsikan rongga-rongga udara yang turut bervebrasi, bergetar sekitar tenggorokan.
6.Vbrato, untuk memperinfah lagu, seperti cangkok suara dll.
7. Improviasasi, memperindah lagu dengan merubah atau menambah bagian dari melodi lagu secara professional
8.Intonasi, tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar