Minggu, 04 Desember 2011

2.2 Pengembangan Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Kognitif

2.2 Pengembangan Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Kognitif
2.2.1 Pengembangan Kemampuan Berbahasa
Pengembangan kemampuan bahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia (Depdiknas, 2006:5).
Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Dengan kata lain pengembangan bahasa lebih diarahkan agar anak dapat:
1. Mengolah kata secara komprehensif
2. Mengekspresikan kata-kata tersebut dalam bahasa tubuh (ucapan dan perbuatan) yang dapat dipahami oleh orang lain.
3. Mengerti setiap kata, mengartikan dan menyampaikannya secara utuh kepada orang lain.
4. Berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.
Sedangkan pengembangan Berbahasa pada anak TK menekankan pada:
1. Mendengar dan berbicara
Secara umum melalui kegiatan mendengar dan berbicara diharapkan anak dapat:
a. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat
b. Berbicara dengan penuh percaya diri
c. Menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi sosial dengan yang lain.
d. menikmati buku, cerita dan irama.
e. Mengembangkan kesadaran bunyi
2. Awal Membaca
Secara umum, melalui kegiatan awal membaca diharapkan anak dapat:
a. Membentuk perilaku membaca
b. Mengembangkan beberapa kemampuan sederhana dan kemampuan pemahaman
c. Mengembangkan kesadaran huruf (Depdiknas, 2007:3)
Dalam pengembangan kemampuan membaca di TK, terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk permainan. Beberapa pendekatan yang dimaksud diantaranya adalah metode sintesis, metode global, dan metode whole-linguistic.
Metode sintesis yang didasarkan pada teori asosiasi, memberikan suatu pengertian bahwa suatu unsur (misalnya unsur huruf) akan bermakna apabila unsur tersebut bertalian atau dihubungkan dengan unsur lain (huruf lain) sehingga membentuk suatu arti.
Metode global didasarkan pada teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt). Dalam metode ini, anak pertama kali memakai segala sesuatu secara keseluruhan. Metode global memperkenalkan membaca permulaan pada anak dimulai dengan memperkenalkan “kalimat”. Kalimat dalam permainan membaca permulaan ini dipilih dari kalimat perintah agar anak melakukan hal-hal yang ada dalam perintah tersebut, seperti “ambil apel itu”. Permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kalimat, kata, pecahan suku kata, dan huruf. Kegiatan permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan papan flanel dan karton yang dapat ditempel.
Pendekatan whole linguistic dilakukan dengan menggunakan kemampuan linguistik (bahasa) anak secara keseluruhan. Dalam pendekatan ini, lingkungan dan pengalaman anak menjadi sumber permainan yang utama. Pendekatan ini tidak hanya mengembangkan kemampuan berbahasa saja tetapi juga intelektual dan motorik anak (Depdiknas, 2007:11)

2.2.2 Pengembangan Kemampuan Kognitif
Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat duga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.
Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan primer yaitu:
a. Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
b. Kemampuan mengingat (memory)
c. Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)
d. Kemampuan tilikan ruang (spatial factor)
e. Kemampuan bilangan (numerical ability)
f. Kemampuan menggunakan kata-kata (world fluency)
g. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed).
Dalam perkembangan anak, terdapat beberapa ciri perkembangan kognitif, antara lain:
a. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.
b. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda.
c. Berpikir rasional, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain.
d. Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan.
Piaget membagi 4 tingkat perkembangan kemampuan otak untuk berpikir mengembangkan pengetahuan kognitif, yaitu tahap sensori motorik, pra operasional kongkrit, operasional kongkrit, dan operasional formal. Anak Taman Kanak-kanak berada pada tahapan pra operasional (2-7 tahun). Dikatakan pra operasional karena anak telah menggunakan logika pada tempatnya. Lebih lanjut, tahapan ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-gerakan.
2. Perkembangan pra operasional anak, memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya.
3. Anak mengerti bahwa perubahan dalam satu faktor disebabkan oleh perubahan dalam faktor lain.
4. Pada tahap ini anak memiliki angan-angan karena ia berpikir secara intuitif yakni berpikir dengan berdasarkan ilham.
Piaget mengemukakan atau mengidentifikasikan tiga tahapan proses membangun pengetahuan:
1. Asimilasi
Proses asimilasi berupa proses aktif dalam menggunakan skema untuk merespons lingkungan. Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak anak.
2. Akomodasi
Akomodasi merupakan penyesuaian aplikasi skema yang cocok dengan lingkungan yang direspons, atau penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
3. Equilibrium
Equilibrium adalah keseimbangan antara skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil ketepatan ekomodasi, atau penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi.
Terdapat beberapa klasifikasi pengembangan kognitif yang dimaksudkan untuk mempermudah guru dan orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak. Berikut beberapa klasifikasi pengembangan kognitif anak:
1. Pengembangan Auditory (PA)
Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indera pendengaran anak. Kemampuan yang dikembangkan antara lain, mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar sehari-hari, mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik, mengikuti perintah lisan sederhana, mendengarkan cerita dengan baik, mengungkapkan kembali cerita sederhana, menebak lagu atau apresiasi musik, mengikuti ritmik dengan bertepuk, mengetahui asal suara dan mengetahui nama benda yang dibunyikan.
2. Pengembangan Visual (PV)
Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan yang dikembangkan antara lain, mengenali benda-benda sehari-hari, membandingkan benda-benda dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks, mengetahui benda dari ukuran, bentuk, atau dari warnanya, mengetahui adanya benda yang hilang apabila ditunjukkan sebuah gambar yang belum sempurna atau janggal, menjawab pertanyaan tentang sebuah gambar seri dan atau lainnya, menyusun potongan teka-teki mulai dari yang sederhana sampai ke yang lebih rumit, mengenali namanya sendiri bila tertulis dan mengenali huruf dan angka.
3. Pengembangan Taktil (PT)
Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan tekstur (indera peraba). Kemampuan yang dikembangkan antara lain: mengembangkan kesadaran akan indera sentuhan, mengembangkan kesadaran akan berbagai tekstur, mengembangkan kosa kata untuk menggambarkan berbagai tekstur seperti tebal-tipis, halus-kasar, panas-dingin, dan tekstur kontras lainnya, bermain di bak pasir, bermain air, bermain dengan plastisin, menebak dengan meraba tubuh teman, meraba dengan kertas amplas, meremas kertas koran dan meraup biji-bijian.

4. Pengembangan Kinestetik (PK)
Kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak tangan/ketrampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain, finger painting dengan tepung kanji, menjiplak huruf-huruf geometri, melukis dengan cat air, mewarnai dengan sederhana, menjahit dengan sederhana, merobek kertas Koran, menciptakan bentuk-bentuk dengan balok, mewarnai gambar, membuat gambar sendiri dengan berbagai media, menjiplak bentuk lingkaran, bujur sangkar, segitiga atau empat persegi panjang, memegang dan menguasai sebatang pensil, menyusun atau menggabungkan potongan gambar atau teka-teki dalam bentuk sederhana, mampu menggunakan gunting dengan baik dan mampu menulis.
5. Pengembangan Aritmatika (PAr)
Kemampuan aritmatika berhubungan dengan kemampuan yang diarahkan untuk kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan. Kemampuan yang dikembangkan antara lain: mengenali atau membilang angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda, mengenali himpunan dengan nilai bilangan benda, memberi nilai bilangan pada suatu himpunan benda, mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan menggunakan konsep dari kongkrit ke abstrak, menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan, dan menciptakan bentuk benda sesuai dengan konsep bilangan.

6. Pengembangan Geometri (PG)
Kemampuan geometri berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran.
7. Pengembangan Sains Permulaan (SP)
Kemampuan sains permulaan berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara sainstific atau logis tetapi tetap dengan mempertimbangkan tahapan berpikir anak.
Dalam perkembangan kognitif, terdapat beberapa dimensi karakteristik perkembangan kognitif, antara lain:
1. Dapat memahami konsep makna yang berlawanan seperti kosong-penuh, ringan-berat, atas-bawah, dan sebagainya.
2. Dapat memadankan bentuk geometri (lingkaran, persegi dan segitiga) dengan obyek nyata atau melalui visualisasi gambar
3. Dapat menumpuk balok atau gelang-gelang sesuai ukurannya secara berurutan.
4. Dapat mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran.
5. Dapat menyebutkan pasangan benda, mampu memahami sebab akibat
6. Dapat merangkai kegiatan sehari-hari dan menunjukkan kapan setiap kegiatan dilakukan.
7. Menceritakan kembali 3 gagasan utama dari suatu cerita
8. Mengenali dan membaca tulisan melalui gambar yang sering dilihat di rumah atau di sekolah.
9. Mengenali dan menyebutkan angka 1-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar