Rabu, 14 Desember 2011

TASAWUF SEBAGAI SPIRITUALITAS ISLAMI

TASAWUF SEBAGAI SPIRITUALITAS ISLAMI

Tasawuf berasal dari kata shafa (bersih) atau shuf (bulu domba). Istilah Shafa menunjuk pada adanya pola spiritualitas untuk pembersihan jiwa. Sedangkan Shuf (pakaian wool dari bulu domba) merupakan pakaian khas kaum asketis ( zâhid ) klasik sebagai simbol keserdehaan. Syaiful M. Maghsri yang kehidupannya diisi dengan perjuangan dan penyucian jiwa untuk pemurnian hati ( al-qalb ). Keserdehaan yang dilambangkan dengan pakaian wool dari bulu domba dimaksudkan sebagai pola hidup dalam kesucian yang tidak terkontaminasi energi negatif dari aspek-aspek keduniawian. Energi-energi negatif dalam bentuk nafsu dan vibrasi setan merupakan hal utama yang harus ditekan. Energi negatif inilah yang membuat jiwa menjadi kotor, hingga hijab antara manusia dengan Allah semangkin tebal, sehingga terjatuh dalam dzulumât (kegelapan).

Untuk mengeluarkan energi negatif ini maka di dalam tasawuf diajarkan qiyamulail ( the night vigil ) atau shalat malam dan zikir-zikir dengan teknik muraqabah (meditasi) yang paling ampuh untuk mengusir pengaruh vibrasi setan dan getaran nafsu tubuh, sehingga dapat menjadikan seseorang merasa segar dalam kondisi kejiwaan yang baik. Shalat dan zikir malam merupakan olah ruhani yang akan memiliki implikasi positif yang sangat luar biasa bagi perkembangan tubuh, emosi, mental, dan spiritual.

Dalam perkembangannya, tasawuf merupakan reaksi atas paham intelektualisme agama yang menjadikan agama sebagai komoditas intelektual, reaksi terhadap formalisme (paham serba formal) yang menjadikan agama kering tanpa penghayatan, dan reaksi terhapa paham serba materi (keduniawian) yang mementingkan aspek fisik duniawi (kekayaan, harta, pangkat, jabatan dan sebagainya). Sebagai jalan ruhani, tasawuf bersumber mata air dari firman Allah SWT dan nada-nada nubuwwah. Walaupun tidak dipungkiri adanya pengaruh dari praktik-praktik mistis. Esoterisme Islam (mistisisme Islam), sebuah laku spiritual berbabsis pada tradisi Islam.

Di dalam tasawuf dikenal istilah tasawuf akhlagi (menitik beratkan pada moralitas). Tasawuf akhlagi menekankan jalan penyucian jiwa agar bersih, guna menuju kesempurnaan. Dalam konteks ini, tasawuf diawali dengan takhalli (pembersihan jiwa dari unsur energi negatif), tahalli (penghiasan diri dengan energi Ilahi/positif) sampai pada tajalli (tersingkapnya nur gaib bagi hati yang bersih. Tajalli merupakan keadaan terbuka hatinya, sehingga dapat melihat cahaya Ilahi. dengan laku-laku moral spiritual ini, peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi melakukan ritual-ritual spiritual untuk menangkap cahaya-Nya yang begitu besar dan menakjubkan dalam rangka melakukan eksistensi.

HM. Syaiful M. Maghsri memaparkan perbaikan akhlak, tasawuf menekan ajaran-ajaran jalan mistik (spiritual esoteris) menuju kepada Yang Ilahi. Tasawuf yang demikian disebut tasawauf ‘Amali'. Amali artinya bentuk-bentuk perbuatan, yaitu sejenis lika-liku menenpuh perjalannan spiritual yang serting disebut thariqah (tarekat, perjalanan spiritual). Dalam konteks ini menurut Syaiful M. Maghsri yang dikenal dengan adanya (santri), musyrid (guru, syekh) dan juga alam kewalian. Laku tarekat dimaksudkan untuk melakukan perluasaan kesadaran dari kesadaran nafsu ke kesadaran ruhaniah yang lebih tinggi.

Semangkin manusia dapat menaiki jenjang spiritual ke arah tingkatan kehidupan yang lebih tinggi, maka semangkin dapat menemukan pengetahuan esoterik (ma'rifat). Oleh karena itu, maka dikenal istilah maqamat (stasion-stasion spiritual), yang sebuah kesadaran spiritual (sebuah kesadaran jiwani) di mana seseorang sufi sudah dapat mencapainya.

Lebih spesipik, taswuf juga dikembangkan dalam bentuk penyembuhan ( sufi healing ). Penyembuhan dengan metode tasawuf sudah berkembang dalam waktu yng sangat panjang. Bahkan menjadi pola penyembuhan alternatif yang banyak diminati masyarakat. zikir-zikir dan lika-liku tasawuf secara umum akan memeunculkan energi positif yang datang dari Allah SWT yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, penyembuhan dan spiritualitas. Juga dari tangan-tangan para sufi itu energi Allah SWT mengalir secara menakjubkan, baik untuk penyembuhan maupun penyelarasan-penyelarasan.

Dalam konteks ini, tidak dibahas tasawuf secara panjang lebar, tetapi lebih difokuskan pada muatan-muatan spiritualitasnya dalam memberi warna bagi peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi. Tasawuf yang menekankan pada komunikasi kepada Allah SWT akan berimplikasi pada kesucian hati, kebersihan pikiran dan kebahagian jiwa. Lebih lanjut, kondisi psikologis yang selaras dan seimbang tersebut akan memunculkan setidak-tidaknya tiga hal yaitu, kesehatan, kemampuan luar biasa dan transendensi spiritual. Dari perspektif inilah, Syaiful M. Maghsri bermaksud memasukkan nilai-nilai moral tasawuf dalam praktik Bioenergi. Ia sendiri membuktikan bahwa praktik-praktik Bioenergi dengan moralitas sufistik akan lebih luar biasa dampaknya bagi peningkatan kualitas organ fisik dan psikis yang dimiliki manusia.

Olah spiritual merupakan fenomena universal. Syaiful M. Maghsri memiliki kesadaran tinggi melebihi kesadaran banyak orang dan dihiasi dengan hati yang bersih, keluhuran moral dan ketekunan latihan spiritual, maka akan memiliki kelebihan dalam kemampuan psiko-spiritual. Ini tidak dibatasi oleh agama tertentu, sebagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi yang sifatnya lintas agama karena universalitasnya. Jika ada orang-orang yang memiliki keahlian, di bidang spiritual maupun iptek, maka hal ini disebabkan karena mereka dapat memahami fenomena alam ( ayat kauniyah ). Spiritualitas dan sains adalah fenomena universal yang tidak perlu dilihat apa agamanya, tetapi apa manfaat dari penemuannya bagi kemaslahatan umat manusia. Memanfaatkan Bioenergi sama artinya dengan memanfaatkan energi air atau pun sinar matahari untuk listrik dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar