Minggu, 04 Desember 2011

2.3 Pengaruh Penggunaan Media Permainan “Calistung” Terhadap Kemampuan Bahasa

Mendeteksi atau melacak kemampuan berbahasa anak merupakan langkah awal dalam memahami perkembangan bahasa anak secara individual, termasuk di dalamnya mendeteksi kemampuan membaca dan menulis. Dalam hal ini guru dapat melakukannya sejak minggu-minggu awal anak memasuki pendidikan di TK.
Melalui bantuan media gambar dan kata yang menyertainya, guru dapat melakukan percakapan dengan anak secara individual maupun kelompok untuk mengetahui penguasaan kosa kata, memahami dan mengkomunikasikan isi gambar tersebut. Sedangan untuk mengenal kemampuan menulis, guru dapat mendeteksi melalui alat tulis dan gambar. Guru dapat memperhatikan bagaimana posisi anak memegang alat tulis serta menggoreskannya pada kertas gambar. Pada anak yang sudah memiliki kelenturan motorik halus, dapat diminta untuk menggoreskan gambar tertentu mirip dengan angka atau huruf.
Sebagaimana prinsip pembelajaran di TK, agar lebih menarik perhatian, guru dapat membuat gambar dan kata tersebut menjadi sebuah permainan yang sesuai dengan karakteristik minat anak. Sehingga anak tidak mudah bosan, dan proses belajar terkesan sebagai bermain, atau belajar seraya bermain. Sebaliknya, tanpa media permainan, anak akan cepat bosan dan bahkan sama sekali tidak tertarik untuk melakukan apa yang diminta guru. Bahkan jika guru tidak cermat akan menjuru ke arah pembelajaran yang memaksa anak melalui kegiatan yang tidak disukainya. Akibat jangka panjangnya adalah memasung kreatifitas anak, baik kreatifitas berfikir maupun sosial emosionalnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media calistung diduga sesuai dengan kebutuhan belajar anak, khususnya dalam pengembangan kemampuan bahasa.

2.4 Pengaruh Penggunaan Media Permainan “Calistung” Terhadap Kemampuan Kognitif
Pada anak usia 3-4 tahun minat anak terhadap angka umumnya sangat besar. Di sekitar lingkungan kehidupan anak berbagai bentuk angka ditemui dimana-mana, misalnya pada jam dinding, mata uang, kalender, bahkan pada kue ulang tahun. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa angka telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematis. Selain itu permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak.
Agar tujuan-tujuan tersebut di atas dapat tercapai, maka guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan agar anak merasa belajar berhitung bukan sesuatu yang sulit. Guru sebagaimana yang dilakukan dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan bahasa, dilakukan menggunakan bantuan media permainan. Melalui media permainan, anak akan merasa senang bahkan menganggap permainan berhitung tidak lebih sulit dari kemampuan bahasa.
Sebaliknya, jika pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berhitung dilakukan dengan tanpa media permainan, anak akan merasa bosan dan terkesan pembelajaran berhitung itu sulit. Sehingga anak justru enggan untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar lanjutannya.

2.5 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara media permainan calistung terhadap pengembangan kemampuan berbahasa anak.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara media permainan calistung terhadap pengembangan kemampuan kognitif anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar