Jumat, 02 Desember 2011

MAQAM-MAQAM DALAM TASAWUF


Macam-Macam Maqam dalam Tasawuf

1. Taubat
Rasa penyesalan yang tumbuh dalam hati disertai permohonan ma’af, perbuatan jahadnya tidak akan diulang lagi, dan berupaya untuk meninggalkan segala perbuatan dosa
Al-Ghozali mengklasifikasi tobat dalam 3 hal:
1.      Meninggalkan kejahatan dalam segala bentuknya, dan beralih untuk senantiasa berperilaku baik karena takut terhadap siksaan dari Allah
2.      Beralih dari situasi yang sudah baik menuju pada yang lebih baik. (dalam Tasawuf disebut ‘Inabah)
3.      Rasa penyesaalan yang mendalam, hal ini dilakukan karena taat dan cinta pada yang dicintainya (Allah)
Tobat merupakan pemberhentian (maqam) yang pertama menuju jalan Allah, atau tangga pertama menuju tangga berikutnya.


2. Zuhud

Secara bahasa Zuhud : Zuhd (Arab) darwis; pertapa, lebih mementingkan urusan akherat dari pada urusan dunia, urusan dunia memang penting tapi bukan menjadi tujuan utama

Dalam tasawuf zuhud dijadikan maqam kedua 2
Dilihat dari maksudnya maka zuhud dibagi menjadi 3
1.      Menjauhi indahnya dan gemerlapnya dunia atau kesenangan dunia agar terhindar dari hukuman di akherat.
2.      Mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan imbalan di akherat. ( orang yang dekat pasti akan mendapatkan
3.      Menjuhi urusan dunia, mendekatkan diri pada Allah dan tidak mengharap imbalan, karena cinta kepada Allah,
Orang yang berada pada tingkat tinggi akan memandang sesuatu tidak ada artinya yang berarti hanyalah Allah semata

3. Faqr (Fakir)

Fakir yang sesungguhnya adalah tidak memiliki sesuatu dan hatinya juga tidak menginginkan sesuatu
hakikat fakir, ”Bahwa engkau tidak memiliki apa pun dan jika engkau memiliki sesuatu, engkau masih tidak memilikinya, dan sejauh engkau tidak memilikinya, maka engkau tidak memilikinya”.

Faqir adalah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyainya, dia merasa puas dengan apa yang dimiliki, Sikap mental Faqir merupakan benteng yang kuat untuk menahan  pengaruh kehidupan materi, Sikap faqir sebagai tameng dari keserakahan, kerakusan, tamak, dll.

Sibuk urusan dunia  berakibat lupa kepada Allah,Menumpuk-numpuk harta dunia akan mengakibatkan lupa terhadap Allah
Pada dasarnya Anak, harta, tumpakan, itu semuanya adalah ujian.
faqir adalah maqam yang bertujuan membersihkan jiwa,dan menganggap tidak ada yang lebih penting selain dekat dengan Allah

4. Sabr (Sabar)

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Sahl At-Tusturi, ”sabar berarti menanti kelapangan (jalan keluar, solusi) dari Allah.”

Dan orang yang telah berhasil membentuk dirinya sebagai insan penyabar, ia akan memperoleh keberuntungan yang besar.

Sabar diimplementasikan dalam :
a.   sabar dalam beribadah (disiplin dan bergegas)
b. sabar saat tertimpa musibah, kehilangan, kebakaran, cerai, paceklik, sakit dll.
c. sabar menahan hawa nafsu, nafsu amarah, nafsu

5. Syukur

Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih atas nikmat dan kesenangan yang telah diterimanya.

Allah telah memberi kita penglihatan, pendengaran, kesehatan, keamanan, dan nikmat-nikmat yang lain yang tidak terhitung jumlahnya.

Syekh Abdul Kadir Jaelani membagi syukur menjadi 3 macam:
a.      syukur dengan lesan, mengakui adanya nikmat  dan rasa tenang
b.      syukur dengan badan (anggota badan )
c.      syukur dengan hati 

jangan merasa hasil usaha anda tanpa campur tangan Allah. Jangan hasil usaha anda atas hasil keringat anda sendiri, Secara global syukur adalah “Sharfun ni’mah fi ma khuliqat lahu”(menggunakan nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya secara proporsional) .
Bersyukur adalah bahwa engkau tidak memandang dirimu layak menerima nikmat .
Dalam dataran aplikatif, syukur tidak hanya diwujudkan dalam lisan semata. Namun juga dinyatakan dalam gerak dan perasaan hati.
Dengan demikian syukur itu merupakan perpaduan antara perilaku hati, lisan dan raga.

6. Tawakal

Hakekat tawakal ialah menyerahkan segala sesuatu urusan kepada Allah, membersihkan dari Ikhtiar yang keliru, Tawakal  merupakan gambaran keteguhan hati setelah berikhtiar. Didahului dari usaha yang sungguh-sungguh, klimaknya adalah tawakal. Inilah kehendak Allah , pandai-pandailah mengambil khikmah setelah kepastian terpastikan Tawakal yang didahului dengan ikhtiar merupakan tuntunan syariat Islam.

7. Ridha (Rela)

Ridha digambarkan sebagai”keteguhan di hadapan qadha”. ridha adalah kerelaan hati menerima ketentuan Tuhan,
orang yang mampu melihat khikmah dibalik cobaan,
tidak berburuk sangka kepada Allah. Qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk.
Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. atau kenyataan ketetapan Allah terhadap

Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.

Sampai saat ini, masih banyak orang yang mempercayai adanya nasib. Mereka menganggap nasib telah ditentukan terlebih dahulu sebelum seseorang dilahirkan ke dunia. Nasib berlaku sejak dilahirkan sampai dengan meninggal. Nasib ini tidak akan dapat diubah walau sedemikian hebat seseorang berusaha memperbaikinya. Konsep ini memang sangat sederhana dan bermanfaat untuk membuat seseorang lebih mudah menerima penderitaan dalam kehidupan. Apabila mereka menjumpai kesulitan hidup yang tidak terpecahkan, maka jalan keluarnya adalah menyalahkan nasib buruknya sendiri dan akhirnya mereka akan tenang.

Sedang menurut Rabi’ah al-’Adawiyah, ridha adalah ”Jika dia telah gembira menerima musibah seperti kegembiraannya menerima nikmat”

Hadapilah cobaan, ujian, musibah, sebagai peringatan dan nikmat, karena itu semua datangnya dari Allah. Orang itu kalau masih di uji, di coba, berarti masih disayangi Allah. Jangan bersedih, jangan buruk sangka, jangan berkata Allah tidak adil dll.

Ridha merupakan maqam terakhir maqom tertinggi dari perjalanan salik. Tidak mudah dalam menggapai kedudukan pada maqam ini.

Hal-hal yang dijumpai dalam Perjalanan Sufi

Hal-hal yang dimaksud adalah al ahwal yang dialami para salik dalam me nempuh perjalanan menuju ma’rifatullah.  MAKRIFAT IALAH :Mengenal Allah SWT.pada Zat-nya,pada Sifat-nya,pada Asma’nya dan pada Af’al-nya.

Al ahwal tersebut di antaranya: muhasabah dan muraqabah,  hubb, raja’ dan khauf, syauq, uns,thuma’ninah,

1.   Muhasabah dan Muraqabah ( waspada/Intropeksi dan mawas diri)
Muhasabah (Introspeksi)
Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.  Orang yang lemah yakni yag menuruti hawa nafsu dan banyak angan-angan,
Muraqabah (Keterjagaan/mawas diri, kesiap siagaan)


2. Hubb (Cinta)
Cinta dalam bahasa Arab disebut al-hubb atau mahabbah yang berasal dari kalimat habba-hubban-hibban yang berarti waddahu, punya makna kasih atau mengasihi, Dalam Al-Quran banyak dijumpai kata-kata al-hubb atau mahabbah yang bermakna cinta.  Al-Ghazali berkata, cinta adalah kecenderungan naluriah kepada sesuatu yang menyenangkan.
Ketika Rabi’ah al Adhawiyah ditanya tentang cinta, dia menjawab, ”antara orang yang mencintai (muhibb) dan orang yang dicintai (mahbub) tidak ada jarak

Jelasnya, cinta di sini sangat berbeda dengan pengertian cinta sesama makhluk Tuhan. Cinta yang dimaksud adalah cinta hakiki dari hamba kepada khaliknya. Cinta itu tidak bisa dirangkai dengan kata-kata, tidak bisa di difininsakan. orang yang mendefinisikan cinta, berarti ia belum tahu arti cinta. Orang yang belum meminum kopi susu dicangkir , maka ia belum mengetahuinya rasanya. Orang yang berkata; aku telah telah merasakan kopi susu di cangkir, dimana cinta adalah kopi susu, maka ia belum mengetahuinya jika belum meneguknya.”

Artinya jika seseorang belum mencinta maka ia tidak akan pernah tahu rasanya cinta. Hakikat cinta hanya diperuntukan kepada Allah swt., rab yang Maha Mencintai dan pantas dicintai.

4. Syauq (Rindu)

Suhrawardi dalam Solihin (2003: 29) berujar, selama masih ada cinta, RINDU syauq tetap diperlukan. Kerinduan yang terdalam ingin berjumpa dengan Tuhan, sehingga matinya jasad malah bukan sesuatu yang ditakuti. Bahkan diinginkan para sufi, karena dengan begitu impiannya ingin berjumpa dengan sang maha kasih, Allah s.w.t. dapat terkabul. RINDU ADALAH KEINGINAN YANG MENDALAM INGIN BERTEMU, SETELAH BERTEMU TAK ADA YANG DINANTI LAGI (tak ada yang di rindui lagi)




1.    Tasawuf Salafi (Akhlaqi)
Tasawuf akhlaqi ialah ajaran akhlak dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan mewujudkan akhlaq mahmudah. Tasawuf seperi ini dikembangkan oleh ulama ’ulama sufi.
Dalam pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah. Oleh karena itu pada tahap-tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan melakukan amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat tujuannya adalah mengusai hawa nafsu, menekan hawa nafsu, sampai ke titik terendah dan -bila mungkin- mematikan hawa nafsu sama sekali oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi mempunyai tahap system pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
a. Takhalli,  merupakan langkah pertama yang harus di lakukan oleh seorang sufi. Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela. Salah satu dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan akhlak jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi.
b. Tahalli, adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela. Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat eksternal (luar) maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar adalah kewajiban-kewajiban yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan adapun yang bersifat dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan.
c. Tajalli, Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli. Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh –yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur- tidak berkurang, maka, maka rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang
mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
Tak pelak, tasawuf merupakan alternatif untuk memenuhi dahaga rohani dan mengatasi krisis kerohanian manusia modern, sehingga tidak mengenal jati diri, arti dan tujuan kehidupan. Maka, “mata air” tasawuf yang sejuk mampu menyegarkan dan menyelamatkan manusia yang (merasa) terasing. Ada yang bilang tasawuf adalah salah satu cara untuk melarikan diri (eskapisme) dari kesulitan menghadapi kehidupan. Tasawuf merupakan keniscayaan seorang hamba Allah SWT. Sesungguhnyalah, kehidupan di dunia tidaklah mungkin terelakkan sebagai rumah sekaligus kuburan manusia.
2. Perkembangan tasawuf akhlaqi
Pada abad kesatu dan kedua hijriyah disebut dengan fase zuhud (asketisme), sikap zuhud para sufi salafi merupakan awal kemunculan tasawuf, pada fase zuhud ini terdapat para sufi salafi yang lebih cenderung beribadah kepada Allah untuk mensucikan dirinya dari segala dosa dan kesalahan masa lalu. Mereka mengamalkan konsep zuhud dalam kehidupan yaitu tidak terlalu mementingkan makanan enak, pakaian mewah, harta benda melimpah, rumah megah, tahta, pangkat, jabatan dan wanita cantik, tetapi mereka lebih mementingkan beramal ibadah untuk kepentingan akhirat dengan rajin mendekatkankan diri kepada Allah, diantara 'ulama sufi salafi yang terkenal di masa itu adalah Hasan Al-Bashri (wafat pada 110 H) dan Rabi'atul Adawiyah (wafat 185 ), kedua sufi ini dijuluki sebagai zahid (orang yang sangat sederhana).
 
Pada abad ketiga ini terlihat perkembangan tasawuf sangat pesat, ditandai dengan adanya segolongan sufi yang mendalami inti ajaran tasawuf, sehingga didapati ada 3 inti ajaran tasawuf, yaitu:
a) Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa, yaitu ajaran tasawuf yang berisi suatu metode yang lengkap tentang pengobatan jiwa. Ajaran ini mengkonsentrasikan kejiwaan manusia kepada Allah, sehingga ketegangan kejiwaan akibat pengaruh keduniaan dapat teratasi dengan sebaik-baiknya. Inti ajaran tasawuf yang satu ini menjadi dasar teori para psikiater zaman sekarang ini dalam mengobati pasiennya.
b)Tasawuf yang berintikan ilmu akhlaq, yaitu di dalamnya terkandung petunjuk tentang cara berbuat baik dan cara menghindari keburukan. Ajaran ini lengkap dengan riwayat dari kasus-kasus yang pernah dialami oleh para sahabat Nabi. Dari ajaran inilah munculnya ilmu akhlaq.
c) Tasawuf yang berintikan metafisika, yaitu ajaran tasawuf yang berintikan hakikat Tuhan. Dari ajaran inilah munculnya ilmu tauhid, ilmu aqidah, ilmu qalam dan ilmu filsafat
 
Abad keempat hijriyah ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dari sebelumnya, karena upaya maksimal dari 'ulama tasawuf dalam pengembangan dakwahnya masing-masing, sehingga kota Baghdad yang hanya satu-satunya kota terkenal sebagai pusat kegiatan tasawuf terbesar sebelumnya tersaingi oleh kota-kota besar lainnya. Di abad keempat ini pula para sufi membagi inti ilmu menjadi 4 tingkatan atau 4 tahapan, yaitu:1. Ilmu Syari'at.2. Ilmu Tariqat.3. Ilmu Hakikat.4. Ilmu Ma'rifat. Di abad ketiga ini pula dikenal sistem pendidikan dan pengajaran tasawuf yang terlembaga dan terkonsentrasi yaitu: "Suluk", sebagai lanjutan pengajaran ilmu tasawuf yang diajarkan oleh para sufi di abad sebelumnya

1 komentar:

  1. BAGI TEMAN-TEMAN YANG SELALU KALAH DALAM PERMAINAN TOGEL DAN INGIN MERASAKAN YANG NAMANYA KEMENANGAN SILAHKAN HUBUNGI MBAH SARTO DI 082=378=607=111 JANGAN ANDA RAGU UNTUK MENCOBA DULU DAN YANG PENTING KITA BERANI MELANGKAH KARNA KITA CUMA MANUSIA BIASA YANG HANYA MAMPU BERUSAHA DAN BERDOA,INGAT SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI AKAN MENDAPATKANNYA DAN ALLAH TIDAK MERUBAH NASIB KITA KALAU BUKAN KITA SENDIRI YANG MERUBAHNYA…KALAU KITA BERSUNGGUH-SUNGGUH DAN NIAT KITA BAIK INSYA ALLAH OTOMATIS HASILNYA KITA AKAN RASAKAN SENDIRI,KARNA SAYA SENDIRI SUDAH MERASAKANNYA DAN SUDAH MELIHAT BUKTINYA KALAU ANKA DARI HASIL RITUAL DARI MBAH SARTO BISA MEMBAWA SAYA JAUH LEBIH SUKSES DARI SEBELUMNYA DAN SILAHKAN ANDA MEMBUKTIKAN SENDIRI.

    BAGI TEMAN-TEMAN YANG SELALU KALAH DALAM PERMAINAN TOGEL DAN INGIN MERASAKAN YANG NAMANYA KEMENANGAN SILAHKAN HUBUNGI MBAH SARTO DI 082=378=607=111 JANGAN ANDA RAGU UNTUK MENCOBA DULU DAN YANG PENTING KITA BERANI MELANGKAH KARNA KITA CUMA MANUSIA BIASA YANG HANYA MAMPU BERUSAHA DAN BERDOA,INGAT SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI AKAN MENDAPATKANNYA DAN ALLAH TIDAK MERUBAH NASIB KITA KALAU BUKAN KITA SENDIRI YANG MERUBAHNYA…KALAU KITA BERSUNGGUH-SUNGGUH DAN NIAT KITA BAIK INSYA ALLAH OTOMATIS HASILNYA KITA AKAN RASAKAN SENDIRI,KARNA SAYA SENDIRI SUDAH MERASAKANNYA DAN SUDAH MELIHAT BUKTINYA KALAU ANKA DARI HASIL RITUAL DARI MBAH SARTO BISA MEMBAWA SAYA JAUH LEBIH SUKSES DARI SEBELUMNYA DAN SILAHKAN ANDA MEMBUKTIKAN SENDIRI.

    BalasHapus