Rabu, 14 Desember 2011

Calistung dan Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Kognitif anak TK/RA

1. Media Permainan Calistung
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “medium”yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar pada siswa. Media pembelajaran diharapkan tidak sekedar menjadi pelengkap dalam pembelajaran, tetapi diharapkan akan dapat menjadi sumber pembelajaran yang memiliki arti sangat erat dengan tujuan pembelajaran.
Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Oemar Hamalik (2003:202-203) media dalam pembelajaran adalah media belajar siswa yang memiliki kemampuan, mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu kesatuan atau benda, memberikan pengganti pengalaman langsung mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya, memberikan keseragaman segi pengamatan siswa, menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual, menyajikan informasi yang berupa gerakan, suatu proses atau kegiatan.
Menurut Gagne, media pembelajaran adalah jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.
b Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Sedangkan manfaat khusus media pembelajaran menurut Kamp dan Dayton (1985) sebagai berikut:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Manfaat media pendidikan secara praktis sebagai berikut:
1. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
2. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu
3. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
4. Media juga dapat menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas
5. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa.
c. Media Permainan
Bagi anak-anak usia RA/TK, bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian mereka, termasuk saat proses belajar di sekolah. Melalui kegiatan bermain yang dilakukan anak, guru akan mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan umum si anak (Padmonodewo 2001:103).
Secara umum permainan di RA/TK bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks (Depdiknas, 2003:226).
Namun demikian media permainan yang diterapkan pada anak RA/TK juga memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1. Setiap media yang digunakan untuk anak TK masih memerlukan penjelasan guru.
2. Persiapan dan perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin sebelum media digunakan agar perhatian anak tidak jauh dari media yang akan digunakan.
3. Pengoperasian media yang menggunakan listrik tentu akan menyalahi syarat-syarat media untuk anak TK.
4. Sebagian besar media yang tidak menggunakan listrik adalah media diam (still image) sehingga cenderung membosankan anak TK.
5. Jika disajikan terlalu panjang biasanya anak-anak menjadi bosan mengikutinya.
6. Memerlukan perawatan ekstra, karena bahan-bahan yang digunakan pada umumnya mudah rusak.
7. Waktu pembuatan media non listrik relatif lama dan biasanya hanya bisa dibuat dengan cara manual.
8. Tidak dapat diproduksi secara cepat dan tidak dapat sama dengan lainnya.
9. Relatif kurang memiliki efek dinamis.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut, maka media permainan bagi anak TK harus memenuhi syarat-syarat:
1. Menarik atau menyenangkan, baik warna maupun bentuknya
2. Bentuknya tumpul (tidak tajam)
3. Ukuran disesuaikan dengan anak usia TK
4. Tidak membahayakan anak
5. Dapat dimanipulasi (dikembangkan)
d. Calistung
Calistung merupakan kependekan dari kata, “membaca (ca), menulis (lis), berhitung (tung)”. Dari akhir rangkaian kata tersebut menjadi kata baru yaitu Calistung. Pengembangan membaca dan menulis dan berhitung, melalui bentuk permainan di Taman Kanak-kanak bertujuan:
1. Mendeteksi/melacak kemampuan awal membaca dan menulis anak
2. Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berbagai hal melalui berbagai bentuk gambar dan permainan.
3. Melatih kelenturan motorik halus anak melalui bentuk pemainan oleh tangan dalam rangka mempersiapkan anak mampu membaca dan menulis (Depdiknas, 2003:167).
Kemampuan membaca ditentukan oleh perkembangan bahasa, sedangkan kemampuan menulis ditentukan oleh perkembangan motoriknya. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik umumnya memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya.
Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan membaca dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku.
Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Dalam melaksanakan permainan membaca dan menulis, peran lingkungan sangat menentukan strategi pembelajaran
Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

2. Pengembangan Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Kognitif
a. Pengembangan Kemampuan Berbahasa
Pengembangan kemampuan bahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untukdapat berbahasa Indonesia (Depdiknas, 2006:5).
b. Pengembangan Kemampuan Kognitif
Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat duga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan primer yaitu:
a. Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
b. Kemampuan mengingat (memory)
c. Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)
d. Kemampuan tilikan ruang (spatial factor)
e. Kemampuan bilangan (numerical ability)
f. Kemampuan menggunakan kata-kata (world fluency)
g. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed).
Dalam perkembangan anak, terdapat beberapa ciri perkembangan kognitif, antara lain:
a. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.
b. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda.
c. Berpikir rasional, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain.
d. Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan.
3. Terdapat Peningkatan Media Permainan “Calistung” Terhadap Kemampuan Bahasa
Mendeteksi atau melacak kemampuan berbahasa anak merupakan langkah awal dalam memahami perkembangan bahasa anak secara individual, termasuk di dalamnya mendeteksi kemampuan membaca dan menulis. Dalam hal ini guru dapat melakukannya sejak minggu-minggu awal anak memasuki pendidikan di TK.
Sebagaimana prinsip pembelajaran di TK, agar lebih menarik perhatian, guru dapat membuat gambar dan kata tersebut menjadi sebuah permainan yang sesuai dengan karakteristik minat anak. Sehingga anak tidak mudah bosan, dan proses belajar terkesan sebagai bermain, atau belajar seraya bermain. Sebaliknya, tanpa media permainan, anak akan cepat bosan dan bahkan sama sekali tidak tertarik untuk melakukan apa yang diminta guru. Bahkan jika guru tidak cermat akan menjuru ke arah pembelajaran yang memaksa anak melalui kegiatan yang tidak disukainya. Akibat jangka panjangnya adalah memasung kreatifitas anak, baik kreatifitas berfikir maupun sosial emosionalnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media calistung diduga sesuai dengan kebutuhan belajar anak, khususnya dalam pengembangan kemampuan bahasa.

4. Peningkatan Penggunaan Media Permainan “Calistung” Terhadap Kemampuan Kognitif
Pada anak usia 3-4 tahun minat anak terhadap angka umumnya sangat besar. Di sekitar lingkungan kehidupan anak berbagai bentuk angka ditemui dimana-mana, misalnya pada jam dinding, mata uang, kalender, bahkan pada kue ulang tahun. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa angka telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematis. Selain itu permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak.
Agar tujuan-tujuan tersebut di atas dapat tercapai, maka guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan agar anak merasa belajar berhitung bukan sesuatu yang sulit. Guru sebagaimana yang dilakukan dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan bahasa, dilakukan menggunakan bantuan media permainan. Melalui media permainan, anak akan merasa senang bahkan menganggap permainan berhitung tidak lebih sulit dari kemampuan bahasa.
Sebaliknya, jika pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berhitung dilakukan dengan tanpa media permainan, anak akan merasa bosan dan terkesan pembelajaran berhitung itu sulit. Sehingga anak justru enggan untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar lanjutannya.
B. Pemecahan Masalah
Terkait dengan rumusan masalah pada bab yang terdahulu dan juga analisa seperti tersebut diatas, maka pemecahan masalah sebagai berikut:
Guru dalam melaksanakan pebelajaran di RA Tarbiyatussibyan dalam meningkatan media Calistung terhadap Perkembangan Kemampuan Berbahasa dan Kognitif Anak Kelompok A RA Tarbiyatussibyan Boyolangu Tulungagung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut:
1. Guru senantiasa menyiapkan perangkat pembelajaran/rancangan persiapan pembelajaran, dan menyediakan media yang mudah dan dapat dimengerti anak didik, serta sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung
2. Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca anak, penulis menggunakan kartu huruf dan gambar.
Untuk mengetahui kemampuan membaca anak guru/penulis menggunakan media yang berupa kartu huruf dan gambar, dengan demikian anak dapat mengenal gambar dengan demikian anak akan mengenal huruf-huruf yang menjelaskan gambar tersebut, misalnya gambar Masjid, kuda, mobil, anggota tubuh dan lain lain, dan dibawah gambar terdapat huruf-huruf yang menunjukkan gambar tersebut. sehingga anak dapat dengan mudah mengingat dan selanjutnya terbiasa terhadap bentuk huruf dan bunyi huruf tersebut.
1. Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis anak, anak diberi tugas menebali kata dan kemudian anak diberi tugas menulis sesuai kata yang telah disediakan oleh guru/penulis
Peningkatan media Calistung terhadap Perkembangan Kemampuan Berbahasa dan Kognitif Anak Kelompok A RA Tarbiyatussibyan Boyolangu, maka seorag guru mempersiapkan alat pembelajaran yang berupa media pembelajaran, dan anak didik menyiapkan alat tulis, selanjutnya guru membimbing tata cara memegang alat tulis, dan meniru tulisan yang sudah ditunjukkan guru untuk di turun kemudian diucapkan berkali-kali. Agar lebih mengakl huruf yang ditulis anak itu sendiri
2. Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berhitung anak, anak diberi tugas mengambil angka yang ada di kotak angka secara acak.
Dalam hal ini seorang guru sebelumnya mempersiapkan rancangan pembelajaran, yang lengkap dengan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran serta media yang akan digunakan, dala tahapan ini guru telahmempersiapkan media calistung yang dimasukkan dalam wadah tertentu kemudian secara acak anak mengambil satu, selanjutnya anak diminta menyebutkan/membaca apa yang mereka ambil tersebut. begitu juga seterusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2006. MetodologiPenelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Catatan Mata Kuliah Statistika

Departemen Pendidikan Nasional. 2007a. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta.

____________________________. 2007b. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-kanak. Jakarta.

____________________________. 2007c. Pedoman Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta.

____________________________. 2007d. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta.

Faisal, Sanafiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Cipta.

Panduan Pulisan skripsi STKIP PGRI Tulungagung.

Panduan Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar